Berharap bisa menulis seperti seorang kawan di jauh sana, apa yang dia pikirkan sebenarnya, namun itulah, kadang apa yang kita tulis pertama kali itu adalah sesuatu yang benar-benar keluar dari pikiran yang sedikit jernih, ya jernih ada debu-debunya dikit, ga jernih-jernih amat, tidak bening-bening amat juga, namun di batas abu-abu, yup itu sudah.
Seorang kawan yang baru aku kenal di area pertemuan para pengamat burung indonesia, kocak dan penuh dedikasi, banyak candaan bersama beliau selama tiga hari dalam kebersamaan dibawah tenda biru, ketika di suruh untuk membawakan presentasi, yang kelura hanya celetukan dan banyolan yang seger yang tidak lepas dari inti permasalahan yang dia dan kawan-kawannya bawa, burung, ya burung, kenapa dan mengapa, entahlah, hanya tuhan yang tau kenapa dan mengapanya.